PENILAIAN UNJUK KERJA



Created by irhamia
PENILAIAN UNJUK KERJA

A.   Pengertian penilaian unjuk kerja

Menurut Danielson, penilaian unjuk kerja adalah penilaian belajar siswa yang meliputi semua penilaian dalam bentuk tulisan, produk atau sikap kecuali bentuk pilihan ganda, menjodohkan, benar-salah, atau jawaban singkat.
Menurut Trespeces (1999), “performance assessment” adalah berbagai macam tugas dan situasi dimana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan pengaplikasian pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai macam konteks.
Sebuah hasil karya adalah hasil pekerjaan siswa dan dievaluasi menurut kriteria tertentu. Umumnya hasil karya adalah tugas yang dikerjakan siswa di luar jam sekolah. Hasil karya ini dapat berupa: 1) bentuk tertulis, biasanya berwujud laporan, jurnal, drama, karya ilmiah dan tulisan  tentang suatu topik tertentu. 2) bentuk tidak tertulis, biasanya berbentuk tiga dimensi seperti pahatan, Kadang-kadang hasil karya siswa dapat merupakan kombinasi bentuk tertulis dan tidak tertulis. Sebagai contoh adalah karya ilmiah tentang teknologi tepat guna dalam suatu bidang tertentu yang terdiri dari alat dan deskripsi prinsip- prinsip ilmiah yang merupakan dasar cara kerja alat tersebut. Hasil karya merupakan sumber informasi yang sangat berguna untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan ketrampilan siswa. Sayangnya hasil karya ini seringkali bukan hasil autentik pekerjaan siswa karena adanya bantuan-bantuan dari luar yang diberikan dalam menyelesaikan hasil karya itu. Jika hasil karya siswa dikumpulkan dan dilihat kemajuan yang diperoleh siswa selama periode tertentu maka kumpulan itu disebut portfolio (portofolio). Portofolio dapat digunakan sebagai bahan diskusi dengan orang tua untuk melihat kemajuan siswa dan potensi yang dimilikinya.
                                      
B.   Instrumen Penilaian Unjuk Kerja
Untuk mengamati penilaian unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen lembar pengamatan atau observasi dengan daftar cek (check list ) dan skala penilaian ( rating scale ). Berikut penjelasan kedua alat sebagai penilaian unjuk  //kerja tersebut .
1.      Daftar Cek (Check List )
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (baik atau tidak baik, bisa atau tidak bisa). Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai baik atau mampu apabila yang ditampilkan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh guru. Sedangkan apabila peserta didik tidak mampu menampilkan sesuatu sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, maka peserta didik dinyatakan belum mampu untuk kriteria tersebut. Kelemahan cara ini adalah penilaian hanya mempunyai dua cara mutlak, misalnya benar-salah, mampu-tidak mampu, terampil-tidak terampil dan kategori sejenisnya. Dengan demikian, skor yang diperoleh peserta didik bersifat rigit atau kaku dan tidak terdapat nilai tengah. Namun daftar cek lebih praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar dan hasilnya kontras.
2.      Skala Penilaian (Rating Scale)
Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum dimana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = kurang kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 = sangat kompeten. Untuk memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh lebih dari satu orang, agar hasil lebih akurat.
C.   Kriteria Instrumen Penilaian Unjuk Kerja
1.      Authentik dan Menarik
Hal yang penting bagi suatu penilaian unjuk kerja yaitu menarik dan melibatkan siswa dalam situasi yang akrab dengan mereka sehingga siswa berusaha menyelesaikan tugas itu dengan baik. Siswa juga cenderung tertarik dengan hal yang menyangkut kehidupan sehari-hari.
2.      Memungkinkan Penilaian Individual
Banyak instrumen unjuk kerja yang dimaksudkan untuk dikerja secara berkelompok. Namun perlu diingat bahwa penilaian ini sebenarnya lebih dititik beratkan untuk penilaian individu. Karena itu didesain penilaian unjuk kerja sebaiknya bisa ditujukan untuk kelompok dan individu. Sebagai contoh sekelompok siswa diberi data dan diminta untuk menganalisanya. Untuk penilaian individunya masing-masing siswa diminta untuk memberi rangkuman dan penafsiran apa yang ditunjukkan oleh data tersebut.
3.      Memuat Petunjuk yang Jelas
Instrument unjuk kerja yang baik harus memuat petunjuk yang jelas, lengkap, tidak ambigu dan tidak membingungkan. Petunjuk juga harus memuat apa yang dikerjakan siswa yang nanti akan dinilai. Sebagai contoh, jika salah satu kriteria penilaian meliputi organisasi informasi, maka siswa harus diminta menampilkan informasi yang diperoleh dalam bentuk yang teratur.

D.   Langkah-Langkah Penilaian Unjuk Kerja
Dalam melaksanakan penilaian unjuk kerja perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1.       Melakukan identifikasi terhadap langkah-langkah penting yang diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir (output) yang terbaik.
2.       Menuliskan perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting dan diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan tugas dan menghasilkan hasil akhir (output) yang terbaik.
3.       Membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur jangan terlalu banyak sehingga semua kriteria tersebut dapat diobservasi selama siswa melaksanakan tugas.
4.       Mendefinisikan kriteria kemampuan-kemampuan yang akan diukur berdasarkan kemampuan siswa yang harus dapat diamati (observable) atau karakteristik produk yang diasilkan.
5.       Urutkan kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang dapat diamati.
6.       Kalau ada, periksa kembali dan bandingkan dengan kriteria-kriteria kemampuan yang dibuat sebelumnya oleh orang lain di lapangan.
Menurut Hutabarat, langkah-langkah membuat performance assessment adalah:
1.      Identifikasi semua langkah penting atau aspek yang diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir.
2.      Menuliskan kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
3.      Mengusahakan kemampuan yang akan diukur tidak terlalu banyak sehingga semua dapat diamati.
4.      Mengurutkan kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang akan diamati.
5.      Bila menggunakan skala rentang, perlu menyediakan kriteria setiap pilihan.

E.   Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pelaporan Penilaian Kompetensi Keterampilan Melalui Penilaian Unjuk Kerja
1.      Perencanaan
            Penilaian unjuk kerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi. Unjuk kerja yang dapat diamati seperti: bermain peran, presentasi hasil penelitian sains sederhana, menggunakan peralatan laboratorium, mengoperasikan suatu alat, atau aktivitas lain yang bisa diamati. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penilaian unjuk kerja adakah sebagai berikut:
·        Identifikasi semua aspek penting.
·        Tuliskan semua kemampuan khusus yang diperlukan.
·        Usahakan kemampuan yang akan dinilai dapat teramati dan tidak terlalu banyak.
·        Urutkan kemampuan yang akan dinilai berdasarkan urutan yang akan diamati.
·        Apabila menggunakan skala penilaian, maka menyediakan kriteria untuk setiap pilihan, misalnya: baik, apabila …, cukup, apabila …, kurang, apabila ….
            Penilaian unjuk kerja dapat menggunakan daftar cek, skala penilaian, atau rubric.


1.      Daftar Cek
            Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya – tidak). Pada penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai apabila kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah. Berikut contoh daftar cek.
2.      Skala Penilaian
             Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala rentang memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu karena pemberian nilai secara kontinuum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala rentang tersebut, misalnya, sangat kompeten – kompeten – agak kompeten – tidak kompeten. Penilaian sebaiknya dilakukan oleh lebih dari satu penilai agar faktor subjektivitas dapat diperkecil dan hasil penilaian lebih akurat.
3.      Rubrik
             Rubrik bisa juga digunakan untuk menilai unjuk kerja siswa. Rubrik adalah pedoman penskoran yang digunakan untuk menilai unjuk kerja siswa berdasarkan jumlah skor dari beberapa kriteria dan tidak hanya menggunakan satu skor saja. Ini memuat klasifikasi nilai yang dapat diberikan pada siswa sesuai dengan unjuk kerja yang ditampilkan.

2.      Pelaksanaan
a.     Pengumpulan Informasi.
              Penilaian proses serta hasil belajar dan pembelajaran dalam bentuk penilaian internal ini dilakukan guru yang diawali dengan kegiatan pengumpulan informasi yang dibutuhkan. Informasi yang dikumpulkan tersebut memenuhi kriteria penilaian sebagai berikut.
b.     Kriteria validitas.
Validitas berarti informasi tersebut dapat digunakan untuk menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi. Dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, misalnya kompetensi ” mempraktikkan gerak dasar jalan..”, maka informasi yang dikumpulkan untuk penilaian pembelajaran disebut memenuhi kriteria validitas apabila informasi tersebut merupakan informasi unjuk kerja.
c.      Kriteria reliabilitas.
Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) dari informasi yang dikumpulkan. Misalnya, guru akan melaksanakan penilaian dengan menggunakan bentuk penilaian unjuk kerja, maka informasi yang dikumpulkan disebut memenuhi kriteria reliabilitas jika informasi yang diperoleh itu cenderung sama bila unjuk kerja itu dilakukan lagi dalam kondisi yang relatif sama.
d.     Kriteria menyeluruh.
Informasi yang dikumpulkan untuk kepentingan penilaian pembelajaran yang mendidik harus mencakup seluruh domain yang tertuang pada setiap kompetensi dasar.
e.      Kriteria berkesinambungan
Informasi yang dikumpulkan untuk kepentingan penilaian pembelajaran yang mendidik harus dilakukan secara terencana, bertahap dan terus menerus, sehingga akan diperoleh gambaran pencapaian kompetensi peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
f.       Kriteria obyektifitas.
Informasi yang dikumpulkan untuk kepentingan penilaian pembelajaran yang mendidik harus obyektif atau sesuai dengan kondisi apa adanya. Untuk itu, pengumpulan informasi harus dilakukan secara terencana dan sesuai dengan kriteria yang jelas terutama dalam pemberian skor.
g.     Kriteria mendidik
Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, memperbaiki proses pembelajaran bagi guru, meningkatkan kualitas belajar dan membina peserta didik agar tumbuh dan berkembang secara optimal.
3.      Penilaian Unjuk Kerja
Informasi yang dibutuhkan adalah keterampilan peserta didik melakukan sesuatu kegiatan, yang dikumpulkan melalui kegiatan observasi atau pengamatan.
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktek di laboratorium (mata pelajaran IPA), praktek sholat (mata pelajaran PPKn), praktek olahraga (mata pelajaran Penjaskes), bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi atau deklamasi (mata pelajaran Bahasa Indonesia), atau kegiatan lain yang sejenis.
4.      Penilaian Sikap
Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap. 
F.    Rambu-Rambu Penilaian Unjuk Kerja
Tugas – tugas untuk penilaian unjuk kerja atau praktik harus memenuhi beberapa acuan kualitas berikut :
1.      Tugas unjuk kerja mengarahkan peserta didik untuk menunjukkan pencapaian hasil  belajar.
2.      Tugas unjuk kerja dapat dikerjakan oleh peserta didik.
3.      Mencantumkan waktu/kurun waktu pengerjaan tugas.
4.      Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.
5.      Sesuai dengan konten/cakupan kurikulum.
6.      Tugas bersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang ekonomi).

Sementara itu, ubric penilaian unjuk kerja atau praktik harus memenuhi beberapa kriteria berikut ini:
1.      Rubrik memuat seperangkat rubrik untuk menilai kompetensi tertentu.
2.      Indikator dalam rubrik diurutkan berdasarkan urutan langkah kerja pada tugas atau sistematika pada hasil kerja peserta didik.
3.      Rubrik dapat mengukur kemampuan yang akan diukur (valid).
4.      Rubrik dapat digunakan (fleksibel) dalam menilai kemampuan peserta didik.
5.      Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik.
6.      Rubrik disertai dengan pengskoran yang jelas untuk pengambilan keputusan 

G.  Kelebihan dan Kekurangan Penilaian Unjuk Kerja
Beberapa kelebihan dari penilaian unjuk kerja adalah:
1.      Dapat menilai kompetensi yang berupa keterampilan (skill)
2.      Dapat digunakan untuk mencocokan kesesuaian antara pengetahuan mengenai teori dan keterampilan didalam praktik, sehingga informasi penilaian menjadi lengkap.
3.      Dalam pelaksanaan tidak asa peluan peserta didik untuk menyontek.
4.      Guru dapat mengenal lebih dalam lagi masing-masing karakteristik peserta didk.
5.      Memotivasi peserta didik untuk aktif.
6.      Mempermudah peserta didik untuk memahami sebuah konsep yang abstrak ke konkret.
7.      Kemampuan peserta didik dapat dioptimalkan.
8.      Melatih keberanian peserta didik dalam mempermudah penggalian ide-ide.
9.      Mampu menilai kemampuan dan keterampilan kinerja siswa dalam menggunakan alat dan sebagainya.
10.  Hasil penilaian langsung dapat diketahui oleh peserta didik.

Sedangkan kelemahan dari penilaian unjuk kerja adalah:
1.      Tidak semua materi pelajaran dapat dilakukan materi penilaian ini.
2.      Nilai bergantung dengan hasil kerja.
3.      Jika jumlah peserta didiknya banyak guru kesuliatan untuk melakukan penilaian ini.
4.      Waktu terbatas untuk melakukan penilaian seluruh peserta didik.
5.      Peserta didik yang kurang mampu akan merasa minder.
6.      Karena peserta didik terlalu banyak sehingga sulit untuk melakukan pengawasan.
7.      Memerlukan sarana dan prasarana yang lengkap.
8.      Memakan waktu yang lama, biaya yang besar, membosankan.
9.      Harus dilakukan secara penuh dan lengkap.
10.  Keterampilan yang dinilai melalui tes perbuatan mungkin sekali belum sebanding mutunya dengan keterampilan yang dituntut oleh dunia kerja, karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi selalu lebih cepat dari pada apa yang didapatkan disekolah.

H.  Contoh Instrumen Penilaian Unjuk Kerja

No
ASPEK YANG DINILAI
BAIK
TIDAK BAIK
1.
Menerangkan gambar takbiratul ihram


2.
Melafalkan bacaan setelah takbiratul ihram (takbir ke-1)


3.
Melafalkan bacaan setelah takbiratul ihram (takbir ke-2)


4.
Melafalkan bacaan setelah takbiratul ihram (takbir ke-3)


5.
Melafalkan bacaan setelah takbiratul ihram (takbir ke-4)


6.
Memeragakan ucapan dan gerakan salam


JUMLAH





1.Contoh Skala Penilaian (rating scale)
NO
ASPEK YANG DINILAI
SKOR PENILAIAN
1
2
3
4
5
1.
Menerangkan gerakan takbiratul ihram





2.
Melafalkan bacaan setelah takbiratul ihram (takbir ke -1)





3.
Melafalkan bacaan setelah takbiratul ihram (takbir ke -2)





4.
Melafalkan bacaan setelah takbiratul ihram (takbir ke -3)





5.
Melafalkan bacaan setelah takbiratul ihram (takbir ke )





6.
Memeragakan gerakan dan ucapan salam





JUMLAH











      DAFTAR PUSTAKA

H. Djaali dan Mulyono, Pudji 2008.Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo.
Kusnandar .2013. Penilaian Autentik , jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Rosnita .2007. Evaluasi Pendidikan. Bandung: Cita Pustaka Media
Sudjana, Nana .1991. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar , cetakan ketiga. Bandung: PT Remaja RosdaKarya
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, cetakan ketiga. Bandung: PT Remaja RosdaKarya. 1991
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2007.
Rosnita. Evaluasi Pendidikan. Bandung: Cita Pustaka Media. 2007.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2003
Majid, A. 2008. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya h.200
Hutabarat, O.R. 2004. Model-Model Penilaian Berbasis Kompetensi PAK. Bandung: Bina Media Informasi
Sudjana, Nana .1991. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar , cetakan ketiga. Bandung: PT Remaja RosdaKarya
Kusnandar .2013. Penilaian Autentik , jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Depdiknas. 2003 .Kurikulum 2014 Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian. Jakarta: Depdiknas
Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja RosdaKarya. 2007
Hamalik, Oemar. Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan. Bandung: Mandar Maju. 1989
























Created by irhamia
PENILAIAN UNJUK KERJA

A.   Pengertian penilaian unjuk kerja

Menurut Danielson, penilaian unjuk kerja adalah penilaian belajar siswa yang meliputi semua penilaian dalam bentuk tulisan, produk atau sikap kecuali bentuk pilihan ganda, menjodohkan, benar-salah, atau jawaban singkat.
Menurut Trespeces (1999), “performance assessment” adalah berbagai macam tugas dan situasi dimana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan pengaplikasian pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai macam konteks.
Sebuah hasil karya adalah hasil pekerjaan siswa dan dievaluasi menurut kriteria tertentu. Umumnya hasil karya adalah tugas yang dikerjakan siswa di luar jam sekolah. Hasil karya ini dapat berupa: 1) bentuk tertulis, biasanya berwujud laporan, jurnal, drama, karya ilmiah dan tulisan  tentang suatu topik tertentu. 2) bentuk tidak tertulis, biasanya berbentuk tiga dimensi seperti pahatan, Kadang-kadang hasil karya siswa dapat merupakan kombinasi bentuk tertulis dan tidak tertulis. Sebagai contoh adalah karya ilmiah tentang teknologi tepat guna dalam suatu bidang tertentu yang terdiri dari alat dan deskripsi prinsip- prinsip ilmiah yang merupakan dasar cara kerja alat tersebut. Hasil karya merupakan sumber informasi yang sangat berguna untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan ketrampilan siswa. Sayangnya hasil karya ini seringkali bukan hasil autentik pekerjaan siswa karena adanya bantuan-bantuan dari luar yang diberikan dalam menyelesaikan hasil karya itu. Jika hasil karya siswa dikumpulkan dan dilihat kemajuan yang diperoleh siswa selama periode tertentu maka kumpulan itu disebut portfolio (portofolio). Portofolio dapat digunakan sebagai bahan diskusi dengan orang tua untuk melihat kemajuan siswa dan potensi yang dimilikinya.
                                      
B.   Instrumen Penilaian Unjuk Kerja
Untuk mengamati penilaian unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen lembar pengamatan atau observasi dengan daftar cek (check list ) dan skala penilaian ( rating scale ). Berikut penjelasan kedua alat sebagai penilaian unjuk  //kerja tersebut .
1.      Daftar Cek (Check List )
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (baik atau tidak baik, bisa atau tidak bisa). Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai baik atau mampu apabila yang ditampilkan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh guru. Sedangkan apabila peserta didik tidak mampu menampilkan sesuatu sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, maka peserta didik dinyatakan belum mampu untuk kriteria tersebut. Kelemahan cara ini adalah penilaian hanya mempunyai dua cara mutlak, misalnya benar-salah, mampu-tidak mampu, terampil-tidak terampil dan kategori sejenisnya. Dengan demikian, skor yang diperoleh peserta didik bersifat rigit atau kaku dan tidak terdapat nilai tengah. Namun daftar cek lebih praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar dan hasilnya kontras.
2.      Skala Penilaian (Rating Scale)
Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum dimana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = kurang kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 = sangat kompeten. Untuk memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh lebih dari satu orang, agar hasil lebih akurat.
C.   Kriteria Instrumen Penilaian Unjuk Kerja
1.      Authentik dan Menarik
Hal yang penting bagi suatu penilaian unjuk kerja yaitu menarik dan melibatkan siswa dalam situasi yang akrab dengan mereka sehingga siswa berusaha menyelesaikan tugas itu dengan baik. Siswa juga cenderung tertarik dengan hal yang menyangkut kehidupan sehari-hari.
2.      Memungkinkan Penilaian Individual
Banyak instrumen unjuk kerja yang dimaksudkan untuk dikerja secara berkelompok. Namun perlu diingat bahwa penilaian ini sebenarnya lebih dititik beratkan untuk penilaian individu. Karena itu didesain penilaian unjuk kerja sebaiknya bisa ditujukan untuk kelompok dan individu. Sebagai contoh sekelompok siswa diberi data dan diminta untuk menganalisanya. Untuk penilaian individunya masing-masing siswa diminta untuk memberi rangkuman dan penafsiran apa yang ditunjukkan oleh data tersebut.
3.      Memuat Petunjuk yang Jelas
Instrument unjuk kerja yang baik harus memuat petunjuk yang jelas, lengkap, tidak ambigu dan tidak membingungkan. Petunjuk juga harus memuat apa yang dikerjakan siswa yang nanti akan dinilai. Sebagai contoh, jika salah satu kriteria penilaian meliputi organisasi informasi, maka siswa harus diminta menampilkan informasi yang diperoleh dalam bentuk yang teratur.

D.   Langkah-Langkah Penilaian Unjuk Kerja
Dalam melaksanakan penilaian unjuk kerja perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1.       Melakukan identifikasi terhadap langkah-langkah penting yang diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir (output) yang terbaik.
2.       Menuliskan perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting dan diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan tugas dan menghasilkan hasil akhir (output) yang terbaik.
3.       Membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur jangan terlalu banyak sehingga semua kriteria tersebut dapat diobservasi selama siswa melaksanakan tugas.
4.       Mendefinisikan kriteria kemampuan-kemampuan yang akan diukur berdasarkan kemampuan siswa yang harus dapat diamati (observable) atau karakteristik produk yang diasilkan.
5.       Urutkan kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang dapat diamati.
6.       Kalau ada, periksa kembali dan bandingkan dengan kriteria-kriteria kemampuan yang dibuat sebelumnya oleh orang lain di lapangan.
Menurut Hutabarat, langkah-langkah membuat performance assessment adalah:
1.      Identifikasi semua langkah penting atau aspek yang diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir.
2.      Menuliskan kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
3.      Mengusahakan kemampuan yang akan diukur tidak terlalu banyak sehingga semua dapat diamati.
4.      Mengurutkan kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang akan diamati.
5.      Bila menggunakan skala rentang, perlu menyediakan kriteria setiap pilihan.

E.   Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pelaporan Penilaian Kompetensi Keterampilan Melalui Penilaian Unjuk Kerja
1.      Perencanaan
            Penilaian unjuk kerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi. Unjuk kerja yang dapat diamati seperti: bermain peran, presentasi hasil penelitian sains sederhana, menggunakan peralatan laboratorium, mengoperasikan suatu alat, atau aktivitas lain yang bisa diamati. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penilaian unjuk kerja adakah sebagai berikut:
·        Identifikasi semua aspek penting.
·        Tuliskan semua kemampuan khusus yang diperlukan.
·        Usahakan kemampuan yang akan dinilai dapat teramati dan tidak terlalu banyak.
·        Urutkan kemampuan yang akan dinilai berdasarkan urutan yang akan diamati.
·        Apabila menggunakan skala penilaian, maka menyediakan kriteria untuk setiap pilihan, misalnya: baik, apabila …, cukup, apabila …, kurang, apabila ….
            Penilaian unjuk kerja dapat menggunakan daftar cek, skala penilaian, atau rubric.


1.      Daftar Cek
            Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya – tidak). Pada penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai apabila kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah. Berikut contoh daftar cek.
2.      Skala Penilaian
             Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala rentang memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu karena pemberian nilai secara kontinuum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala rentang tersebut, misalnya, sangat kompeten – kompeten – agak kompeten – tidak kompeten. Penilaian sebaiknya dilakukan oleh lebih dari satu penilai agar faktor subjektivitas dapat diperkecil dan hasil penilaian lebih akurat.
3.      Rubrik
             Rubrik bisa juga digunakan untuk menilai unjuk kerja siswa. Rubrik adalah pedoman penskoran yang digunakan untuk menilai unjuk kerja siswa berdasarkan jumlah skor dari beberapa kriteria dan tidak hanya menggunakan satu skor saja. Ini memuat klasifikasi nilai yang dapat diberikan pada siswa sesuai dengan unjuk kerja yang ditampilkan.

2.      Pelaksanaan
a.     Pengumpulan Informasi.
              Penilaian proses serta hasil belajar dan pembelajaran dalam bentuk penilaian internal ini dilakukan guru yang diawali dengan kegiatan pengumpulan informasi yang dibutuhkan. Informasi yang dikumpulkan tersebut memenuhi kriteria penilaian sebagai berikut.
b.     Kriteria validitas.
Validitas berarti informasi tersebut dapat digunakan untuk menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi. Dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, misalnya kompetensi ” mempraktikkan gerak dasar jalan..”, maka informasi yang dikumpulkan untuk penilaian pembelajaran disebut memenuhi kriteria validitas apabila informasi tersebut merupakan informasi unjuk kerja.
c.      Kriteria reliabilitas.
Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) dari informasi yang dikumpulkan. Misalnya, guru akan melaksanakan penilaian dengan menggunakan bentuk penilaian unjuk kerja, maka informasi yang dikumpulkan disebut memenuhi kriteria reliabilitas jika informasi yang diperoleh itu cenderung sama bila unjuk kerja itu dilakukan lagi dalam kondisi yang relatif sama.
d.     Kriteria menyeluruh.
Informasi yang dikumpulkan untuk kepentingan penilaian pembelajaran yang mendidik harus mencakup seluruh domain yang tertuang pada setiap kompetensi dasar.
e.      Kriteria berkesinambungan
Informasi yang dikumpulkan untuk kepentingan penilaian pembelajaran yang mendidik harus dilakukan secara terencana, bertahap dan terus menerus, sehingga akan diperoleh gambaran pencapaian kompetensi peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
f.       Kriteria obyektifitas.
Informasi yang dikumpulkan untuk kepentingan penilaian pembelajaran yang mendidik harus obyektif atau sesuai dengan kondisi apa adanya. Untuk itu, pengumpulan informasi harus dilakukan secara terencana dan sesuai dengan kriteria yang jelas terutama dalam pemberian skor.
g.     Kriteria mendidik
Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, memperbaiki proses pembelajaran bagi guru, meningkatkan kualitas belajar dan membina peserta didik agar tumbuh dan berkembang secara optimal.
3.      Penilaian Unjuk Kerja
Informasi yang dibutuhkan adalah keterampilan peserta didik melakukan sesuatu kegiatan, yang dikumpulkan melalui kegiatan observasi atau pengamatan.
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktek di laboratorium (mata pelajaran IPA), praktek sholat (mata pelajaran PPKn), praktek olahraga (mata pelajaran Penjaskes), bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi atau deklamasi (mata pelajaran Bahasa Indonesia), atau kegiatan lain yang sejenis.
4.      Penilaian Sikap
Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap. 
F.    Rambu-Rambu Penilaian Unjuk Kerja
Tugas – tugas untuk penilaian unjuk kerja atau praktik harus memenuhi beberapa acuan kualitas berikut :
1.      Tugas unjuk kerja mengarahkan peserta didik untuk menunjukkan pencapaian hasil  belajar.
2.      Tugas unjuk kerja dapat dikerjakan oleh peserta didik.
3.      Mencantumkan waktu/kurun waktu pengerjaan tugas.
4.      Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.
5.      Sesuai dengan konten/cakupan kurikulum.
6.      Tugas bersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang ekonomi).

Sementara itu, ubric penilaian unjuk kerja atau praktik harus memenuhi beberapa kriteria berikut ini:
1.      Rubrik memuat seperangkat rubrik untuk menilai kompetensi tertentu.
2.      Indikator dalam rubrik diurutkan berdasarkan urutan langkah kerja pada tugas atau sistematika pada hasil kerja peserta didik.
3.      Rubrik dapat mengukur kemampuan yang akan diukur (valid).
4.      Rubrik dapat digunakan (fleksibel) dalam menilai kemampuan peserta didik.
5.      Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik.
6.      Rubrik disertai dengan pengskoran yang jelas untuk pengambilan keputusan 

G.  Kelebihan dan Kekurangan Penilaian Unjuk Kerja
Beberapa kelebihan dari penilaian unjuk kerja adalah:
1.      Dapat menilai kompetensi yang berupa keterampilan (skill)
2.      Dapat digunakan untuk mencocokan kesesuaian antara pengetahuan mengenai teori dan keterampilan didalam praktik, sehingga informasi penilaian menjadi lengkap.
3.      Dalam pelaksanaan tidak asa peluan peserta didik untuk menyontek.
4.      Guru dapat mengenal lebih dalam lagi masing-masing karakteristik peserta didk.
5.      Memotivasi peserta didik untuk aktif.
6.      Mempermudah peserta didik untuk memahami sebuah konsep yang abstrak ke konkret.
7.      Kemampuan peserta didik dapat dioptimalkan.
8.      Melatih keberanian peserta didik dalam mempermudah penggalian ide-ide.
9.      Mampu menilai kemampuan dan keterampilan kinerja siswa dalam menggunakan alat dan sebagainya.
10.  Hasil penilaian langsung dapat diketahui oleh peserta didik.

Sedangkan kelemahan dari penilaian unjuk kerja adalah:
1.      Tidak semua materi pelajaran dapat dilakukan materi penilaian ini.
2.      Nilai bergantung dengan hasil kerja.
3.      Jika jumlah peserta didiknya banyak guru kesuliatan untuk melakukan penilaian ini.
4.      Waktu terbatas untuk melakukan penilaian seluruh peserta didik.
5.      Peserta didik yang kurang mampu akan merasa minder.
6.      Karena peserta didik terlalu banyak sehingga sulit untuk melakukan pengawasan.
7.      Memerlukan sarana dan prasarana yang lengkap.
8.      Memakan waktu yang lama, biaya yang besar, membosankan.
9.      Harus dilakukan secara penuh dan lengkap.
10.  Keterampilan yang dinilai melalui tes perbuatan mungkin sekali belum sebanding mutunya dengan keterampilan yang dituntut oleh dunia kerja, karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi selalu lebih cepat dari pada apa yang didapatkan disekolah.

H.  Contoh Instrumen Penilaian Unjuk Kerja

No
ASPEK YANG DINILAI
BAIK
TIDAK BAIK
1.
Menerangkan gambar takbiratul ihram


2.
Melafalkan bacaan setelah takbiratul ihram (takbir ke-1)


3.
Melafalkan bacaan setelah takbiratul ihram (takbir ke-2)


4.
Melafalkan bacaan setelah takbiratul ihram (takbir ke-3)


5.
Melafalkan bacaan setelah takbiratul ihram (takbir ke-4)


6.
Memeragakan ucapan dan gerakan salam


JUMLAH





1.Contoh Skala Penilaian (rating scale)
NO
ASPEK YANG DINILAI
SKOR PENILAIAN
1
2
3
4
5
1.
Menerangkan gerakan takbiratul ihram





2.
Melafalkan bacaan setelah takbiratul ihram (takbir ke -1)





3.
Melafalkan bacaan setelah takbiratul ihram (takbir ke -2)





4.
Melafalkan bacaan setelah takbiratul ihram (takbir ke -3)





5.
Melafalkan bacaan setelah takbiratul ihram (takbir ke )





6.
Memeragakan gerakan dan ucapan salam





JUMLAH











      DAFTAR PUSTAKA

H. Djaali dan Mulyono, Pudji 2008.Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo.
Kusnandar .2013. Penilaian Autentik , jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Rosnita .2007. Evaluasi Pendidikan. Bandung: Cita Pustaka Media
Sudjana, Nana .1991. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar , cetakan ketiga. Bandung: PT Remaja RosdaKarya
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, cetakan ketiga. Bandung: PT Remaja RosdaKarya. 1991
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2007.
Rosnita. Evaluasi Pendidikan. Bandung: Cita Pustaka Media. 2007.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2003
Majid, A. 2008. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya h.200
Hutabarat, O.R. 2004. Model-Model Penilaian Berbasis Kompetensi PAK. Bandung: Bina Media Informasi
Sudjana, Nana .1991. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar , cetakan ketiga. Bandung: PT Remaja RosdaKarya
Kusnandar .2013. Penilaian Autentik , jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Depdiknas. 2003 .Kurikulum 2014 Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian. Jakarta: Depdiknas
Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja RosdaKarya. 2007
Hamalik, Oemar. Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan. Bandung: Mandar Maju. 1989


























Created by irhamia
PENILAIAN UNJUK KERJA

A.   Pengertian penilaian unjuk kerja

Menurut Danielson, penilaian unjuk kerja adalah penilaian belajar siswa yang meliputi semua penilaian dalam bentuk tulisan, produk atau sikap kecuali bentuk pilihan ganda, menjodohkan, benar-salah, atau jawaban singkat.
Menurut Trespeces (1999), “performance assessment” adalah berbagai macam tugas dan situasi dimana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan pengaplikasian pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai macam konteks.
Sebuah hasil karya adalah hasil pekerjaan siswa dan dievaluasi menurut kriteria tertentu. Umumnya hasil karya adalah tugas yang dikerjakan siswa di luar jam sekolah. Hasil karya ini dapat berupa: 1) bentuk tertulis, biasanya berwujud laporan, jurnal, drama, karya ilmiah dan tulisan  tentang suatu topik tertentu. 2) bentuk tidak tertulis, biasanya berbentuk tiga dimensi seperti pahatan, Kadang-kadang hasil karya siswa dapat merupakan kombinasi bentuk tertulis dan tidak tertulis. Sebagai contoh adalah karya ilmiah tentang teknologi tepat guna dalam suatu bidang tertentu yang terdiri dari alat dan deskripsi prinsip- prinsip ilmiah yang merupakan dasar cara kerja alat tersebut. Hasil karya merupakan sumber informasi yang sangat berguna untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan ketrampilan siswa. Sayangnya hasil karya ini seringkali bukan hasil autentik pekerjaan siswa karena adanya bantuan-bantuan dari luar yang diberikan dalam menyelesaikan hasil karya itu. Jika hasil karya siswa dikumpulkan dan dilihat kemajuan yang diperoleh siswa selama periode tertentu maka kumpulan itu disebut portfolio (portofolio). Portofolio dapat digunakan sebagai bahan diskusi dengan orang tua untuk melihat kemajuan siswa dan potensi yang dimilikinya.
                                      
B.   Instrumen Penilaian Unjuk Kerja
Untuk mengamati penilaian unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen lembar pengamatan atau observasi dengan daftar cek (check list ) dan skala penilaian ( rating scale ). Berikut penjelasan kedua alat sebagai penilaian unjuk  //kerja tersebut .
1.      Daftar Cek (Check List )
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (baik atau tidak baik, bisa atau tidak bisa). Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai baik atau mampu apabila yang ditampilkan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh guru. Sedangkan apabila peserta didik tidak mampu menampilkan sesuatu sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, maka peserta didik dinyatakan belum mampu untuk kriteria tersebut. Kelemahan cara ini adalah penilaian hanya mempunyai dua cara mutlak, misalnya benar-salah, mampu-tidak mampu, terampil-tidak terampil dan kategori sejenisnya. Dengan demikian, skor yang diperoleh peserta didik bersifat rigit atau kaku dan tidak terdapat nilai tengah. Namun daftar cek lebih praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar dan hasilnya kontras.
2.      Skala Penilaian (Rating Scale)
Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum dimana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = kurang kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 = sangat kompeten. Untuk memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh lebih dari satu orang, agar hasil lebih akurat.
C.   Kriteria Instrumen Penilaian Unjuk Kerja
1.      Authentik dan Menarik
Hal yang penting bagi suatu penilaian unjuk kerja yaitu menarik dan melibatkan siswa dalam situasi yang akrab dengan mereka sehingga siswa berusaha menyelesaikan tugas itu dengan baik. Siswa juga cenderung tertarik dengan hal yang menyangkut kehidupan sehari-hari.
2.      Memungkinkan Penilaian Individual
Banyak instrumen unjuk kerja yang dimaksudkan untuk dikerja secara berkelompok. Namun perlu diingat bahwa penilaian ini sebenarnya lebih dititik beratkan untuk penilaian individu. Karena itu didesain penilaian unjuk kerja sebaiknya bisa ditujukan untuk kelompok dan individu. Sebagai contoh sekelompok siswa diberi data dan diminta untuk menganalisanya. Untuk penilaian individunya masing-masing siswa diminta untuk memberi rangkuman dan penafsiran apa yang ditunjukkan oleh data tersebut.
3.      Memuat Petunjuk yang Jelas
Instrument unjuk kerja yang baik harus memuat petunjuk yang jelas, lengkap, tidak ambigu dan tidak membingungkan. Petunjuk juga harus memuat apa yang dikerjakan siswa yang nanti akan dinilai. Sebagai contoh, jika salah satu kriteria penilaian meliputi organisasi informasi, maka siswa harus diminta menampilkan informasi yang diperoleh dalam bentuk yang teratur.

D.   Langkah-Langkah Penilaian Unjuk Kerja
Dalam melaksanakan penilaian unjuk kerja perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1.       Melakukan identifikasi terhadap langkah-langkah penting yang diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir (output) yang terbaik.
2.       Menuliskan perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting dan diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan tugas dan menghasilkan hasil akhir (output) yang terbaik.
3.       Membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur jangan terlalu banyak sehingga semua kriteria tersebut dapat diobservasi selama siswa melaksanakan tugas.
4.       Mendefinisikan kriteria kemampuan-kemampuan yang akan diukur berdasarkan kemampuan siswa yang harus dapat diamati (observable) atau karakteristik produk yang diasilkan.
5.       Urutkan kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang dapat diamati.
6.       Kalau ada, periksa kembali dan bandingkan dengan kriteria-kriteria kemampuan yang dibuat sebelumnya oleh orang lain di lapangan.
Menurut Hutabarat, langkah-langkah membuat performance assessment adalah:
1.      Identifikasi semua langkah penting atau aspek yang diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir.
2.      Menuliskan kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
3.      Mengusahakan kemampuan yang akan diukur tidak terlalu banyak sehingga semua dapat diamati.
4.      Mengurutkan kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang akan diamati.
5.      Bila menggunakan skala rentang, perlu menyediakan kriteria setiap pilihan.

E.   Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pelaporan Penilaian Kompetensi Keterampilan Melalui Penilaian Unjuk Kerja
1.      Perencanaan
            Penilaian unjuk kerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi. Unjuk kerja yang dapat diamati seperti: bermain peran, presentasi hasil penelitian sains sederhana, menggunakan peralatan laboratorium, mengoperasikan suatu alat, atau aktivitas lain yang bisa diamati. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penilaian unjuk kerja adakah sebagai berikut:
·        Identifikasi semua aspek penting.
·        Tuliskan semua kemampuan khusus yang diperlukan.
·        Usahakan kemampuan yang akan dinilai dapat teramati dan tidak terlalu banyak.
·        Urutkan kemampuan yang akan dinilai berdasarkan urutan yang akan diamati.
·        Apabila menggunakan skala penilaian, maka menyediakan kriteria untuk setiap pilihan, misalnya: baik, apabila …, cukup, apabila …, kurang, apabila ….
            Penilaian unjuk kerja dapat menggunakan daftar cek, skala penilaian, atau rubric.


1.      Daftar Cek
            Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya – tidak). Pada penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai apabila kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah. Berikut contoh daftar cek.
2.      Skala Penilaian
             Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala rentang memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu karena pemberian nilai secara kontinuum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala rentang tersebut, misalnya, sangat kompeten – kompeten – agak kompeten – tidak kompeten. Penilaian sebaiknya dilakukan oleh lebih dari satu penilai agar faktor subjektivitas dapat diperkecil dan hasil penilaian lebih akurat.
3.      Rubrik
             Rubrik bisa juga digunakan untuk menilai unjuk kerja siswa. Rubrik adalah pedoman penskoran yang digunakan untuk menilai unjuk kerja siswa berdasarkan jumlah skor dari beberapa kriteria dan tidak hanya menggunakan satu skor saja. Ini memuat klasifikasi nilai yang dapat diberikan pada siswa sesuai dengan unjuk kerja yang ditampilkan.

2.      Pelaksanaan
a.     Pengumpulan Informasi.
              Penilaian proses serta hasil belajar dan pembelajaran dalam bentuk penilaian internal ini dilakukan guru yang diawali dengan kegiatan pengumpulan informasi yang dibutuhkan. Informasi yang dikumpulkan tersebut memenuhi kriteria penilaian sebagai berikut.
b.     Kriteria validitas.
Validitas berarti informasi tersebut dapat digunakan untuk menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi. Dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, misalnya kompetensi ” mempraktikkan gerak dasar jalan..”, maka informasi yang dikumpulkan untuk penilaian pembelajaran disebut memenuhi kriteria validitas apabila informasi tersebut merupakan informasi unjuk kerja.
c.      Kriteria reliabilitas.
Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) dari informasi yang dikumpulkan. Misalnya, guru akan melaksanakan penilaian dengan menggunakan bentuk penilaian unjuk kerja, maka informasi yang dikumpulkan disebut memenuhi kriteria reliabilitas jika informasi yang diperoleh itu cenderung sama bila unjuk kerja itu dilakukan lagi dalam kondisi yang relatif sama.
d.     Kriteria menyeluruh.
Informasi yang dikumpulkan untuk kepentingan penilaian pembelajaran yang mendidik harus mencakup seluruh domain yang tertuang pada setiap kompetensi dasar.
e.      Kriteria berkesinambungan
Informasi yang dikumpulkan untuk kepentingan penilaian pembelajaran yang mendidik harus dilakukan secara terencana, bertahap dan terus menerus, sehingga akan diperoleh gambaran pencapaian kompetensi peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
f.       Kriteria obyektifitas.
Informasi yang dikumpulkan untuk kepentingan penilaian pembelajaran yang mendidik harus obyektif atau sesuai dengan kondisi apa adanya. Untuk itu, pengumpulan informasi harus dilakukan secara terencana dan sesuai dengan kriteria yang jelas terutama dalam pemberian skor.
g.     Kriteria mendidik
Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, memperbaiki proses pembelajaran bagi guru, meningkatkan kualitas belajar dan membina peserta didik agar tumbuh dan berkembang secara optimal.
3.      Penilaian Unjuk Kerja
Informasi yang dibutuhkan adalah keterampilan peserta didik melakukan sesuatu kegiatan, yang dikumpulkan melalui kegiatan observasi atau pengamatan.
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktek di laboratorium (mata pelajaran IPA), praktek sholat (mata pelajaran PPKn), praktek olahraga (mata pelajaran Penjaskes), bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi atau deklamasi (mata pelajaran Bahasa Indonesia), atau kegiatan lain yang sejenis.
4.      Penilaian Sikap
Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap. 
F.    Rambu-Rambu Penilaian Unjuk Kerja
Tugas – tugas untuk penilaian unjuk kerja atau praktik harus memenuhi beberapa acuan kualitas berikut :
1.      Tugas unjuk kerja mengarahkan peserta didik untuk menunjukkan pencapaian hasil  belajar.
2.      Tugas unjuk kerja dapat dikerjakan oleh peserta didik.
3.      Mencantumkan waktu/kurun waktu pengerjaan tugas.
4.      Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.
5.      Sesuai dengan konten/cakupan kurikulum.
6.      Tugas bersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang ekonomi).

Sementara itu, ubric penilaian unjuk kerja atau praktik harus memenuhi beberapa kriteria berikut ini:
1.      Rubrik memuat seperangkat rubrik untuk menilai kompetensi tertentu.
2.      Indikator dalam rubrik diurutkan berdasarkan urutan langkah kerja pada tugas atau sistematika pada hasil kerja peserta didik.
3.      Rubrik dapat mengukur kemampuan yang akan diukur (valid).
4.      Rubrik dapat digunakan (fleksibel) dalam menilai kemampuan peserta didik.
5.      Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik.
6.      Rubrik disertai dengan pengskoran yang jelas untuk pengambilan keputusan 

G.  Kelebihan dan Kekurangan Penilaian Unjuk Kerja
Beberapa kelebihan dari penilaian unjuk kerja adalah:
1.      Dapat menilai kompetensi yang berupa keterampilan (skill)
2.      Dapat digunakan untuk mencocokan kesesuaian antara pengetahuan mengenai teori dan keterampilan didalam praktik, sehingga informasi penilaian menjadi lengkap.
3.      Dalam pelaksanaan tidak asa peluan peserta didik untuk menyontek.
4.      Guru dapat mengenal lebih dalam lagi masing-masing karakteristik peserta didk.
5.      Memotivasi peserta didik untuk aktif.
6.      Mempermudah peserta didik untuk memahami sebuah konsep yang abstrak ke konkret.
7.      Kemampuan peserta didik dapat dioptimalkan.
8.      Melatih keberanian peserta didik dalam mempermudah penggalian ide-ide.
9.      Mampu menilai kemampuan dan keterampilan kinerja siswa dalam menggunakan alat dan sebagainya.
10.  Hasil penilaian langsung dapat diketahui oleh peserta didik.

Sedangkan kelemahan dari penilaian unjuk kerja adalah:
1.      Tidak semua materi pelajaran dapat dilakukan materi penilaian ini.
2.      Nilai bergantung dengan hasil kerja.
3.      Jika jumlah peserta didiknya banyak guru kesuliatan untuk melakukan penilaian ini.
4.      Waktu terbatas untuk melakukan penilaian seluruh peserta didik.
5.      Peserta didik yang kurang mampu akan merasa minder.
6.      Karena peserta didik terlalu banyak sehingga sulit untuk melakukan pengawasan.
7.      Memerlukan sarana dan prasarana yang lengkap.
8.      Memakan waktu yang lama, biaya yang besar, membosankan.
9.      Harus dilakukan secara penuh dan lengkap.
10.  Keterampilan yang dinilai melalui tes perbuatan mungkin sekali belum sebanding mutunya dengan keterampilan yang dituntut oleh dunia kerja, karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi selalu lebih cepat dari pada apa yang didapatkan disekolah.

H.  Contoh Instrumen Penilaian Unjuk Kerja

No
ASPEK YANG DINILAI
BAIK
TIDAK BAIK
1.
Menerangkan gambar takbiratul ihram


2.
Melafalkan bacaan setelah takbiratul ihram (takbir ke-1)


3.
Melafalkan bacaan setelah takbiratul ihram (takbir ke-2)


4.
Melafalkan bacaan setelah takbiratul ihram (takbir ke-3)


5.
Melafalkan bacaan setelah takbiratul ihram (takbir ke-4)


6.
Memeragakan ucapan dan gerakan salam


JUMLAH





1.Contoh Skala Penilaian (rating scale)
NO
ASPEK YANG DINILAI
SKOR PENILAIAN
1
2
3
4
5
1.
Menerangkan gerakan takbiratul ihram





2.
Melafalkan bacaan setelah takbiratul ihram (takbir ke -1)





3.
Melafalkan bacaan setelah takbiratul ihram (takbir ke -2)





4.
Melafalkan bacaan setelah takbiratul ihram (takbir ke -3)





5.
Melafalkan bacaan setelah takbiratul ihram (takbir ke )





6.
Memeragakan gerakan dan ucapan salam





JUMLAH











      DAFTAR PUSTAKA

H. Djaali dan Mulyono, Pudji 2008.Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo.
Kusnandar .2013. Penilaian Autentik , jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Rosnita .2007. Evaluasi Pendidikan. Bandung: Cita Pustaka Media
Sudjana, Nana .1991. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar , cetakan ketiga. Bandung: PT Remaja RosdaKarya
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, cetakan ketiga. Bandung: PT Remaja RosdaKarya. 1991
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2007.
Rosnita. Evaluasi Pendidikan. Bandung: Cita Pustaka Media. 2007.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2003
Majid, A. 2008. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya h.200
Hutabarat, O.R. 2004. Model-Model Penilaian Berbasis Kompetensi PAK. Bandung: Bina Media Informasi
Sudjana, Nana .1991. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar , cetakan ketiga. Bandung: PT Remaja RosdaKarya
Kusnandar .2013. Penilaian Autentik , jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Depdiknas. 2003 .Kurikulum 2014 Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian. Jakarta: Depdiknas
Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja RosdaKarya. 2007
Hamalik, Oemar. Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan. Bandung: Mandar Maju. 1989

























































Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penggunaan To Be dalam Bahasa Inggris

Idhofah Dalam Bahasa Arab